Asri Fitriasari

Dokter Gigi | Founder KIMI | Your Decluttering Companion 🍀

Mendefinisikan Diri Sendiri

Seiring berjalannya waktu dan bertambahnya usia, wajar kalau kita bisa lebih kenal dengan diri kita. Iya gak? Atau masih blur-blur aja hehehe.. Itu juga wajar sih, karena gak semua dari kita punya akses yang cukup untuk bisa mengenal dirinya lebih dalam dan komplit.

Melalui tulisan hari ini, aku ingin mengajak kamu untuk menelaah sejenak tentang dirimu sendiri, jadi jika ada pertanyaan, Siapa Kamu? Jawabannya gak melulu aku adalah hamba Allah, anaknya si Fulan, istrinya sidia, atau ibunya anak-anak. Mari kita belajar untuk medefinisikan diri sendiri. Biar apa? Biar kita semakin sadar bahwa sebegitu berharganya kita ada di dunia ini. Karena kamu cuma satu, aku cuma satu. Gak ada tiruan yang sama persis dengan diri kita sendiri. Mari kita mulai!

Kalau aku sih, enaknya memang memulai dari siapa kita dilahirkan, bagaimana kita dibesarkan, kemudian tumbuh sebagai anak keberapa di keluarga. Perjalanan tumbuh kembang dari sejak kita dalam kandungan hingga masa dewasa. Tentang bagaimana perkembangan Triune Brain (Otak Reptil, Otak Limbik, Otak Neokorteks) berproses sepanjang masa hidup kita yang dipengaruhi oleh genetik dan pola asuh. Mengenali hal ini aja udah sangat seru dan gak akan ada habisnya.

Kemudian ketika kita semakin menyatu dengan dunia, bertemu banyak karakter lingkungan, kita pun akan semakin dikenalkan dengan banyak keahlian, pengetahuan, dan keterampilan yang membentuk kita menjadi memiliki ke-khas-an tersendiri. Aku sih yakin, jalan hidup setiap orang itu pasti beda. Ini yang bagiku sangat menarik, dan hal ini pula yang berkontribusi cukup banyak menjadikan setiap individu otentik. Maka penting untuk kita mau mengenal dan memahami alur cerita hidup kita sendiri.

Sehingga dengan bertambahnya usia, kita semakin mantap dengan fungsi dan tujuan kita dilahirkan ke muka bumi ini untuk apa. Tapiiii, kalau berbicara tentang kebermanfaatan, gak usah dulu yaa membayangkan hal-hal besar seperti harus jadi Presiden, Dokter, Lawyer, atau yang sekarang lagi marak sih, jadi Influencer alias KOL (Key Opinion Leader) di media sosial. Bukan terbatas hanya itu saja. Momen dimana kita semakin spesifik mendefinisikan diri kita sendiri, dan mengoptimalkan potensi dan kelebihan yang hanya kita punya, adalah saat dimana kita akan mampu sangat bermanfaat untuk sekitar kita.

Oyaa, pagi ini saya membaca sebuah postingan di Instagram dari akun Edward Suhadi, tentang seorang mediocre. Apa sih mediocre itu? Medioker biasa diartikan sebagai orang yang biasa aja, tidak memiliki sesuatu yang spesial. Sekumpulan orang yang tidak cukup ambisius dalam mengejar karir dan pencapaian dalam hidup. Belakangan ini banyak pihak yang merasa puas dan bangga menjadi seorang medioker, which is fine.. dan meng-embrace kelebihan sebagai medioker itu sendiri.

Aku suka banget tentang bagaimana Ko Edward di postingannya itu memberikan opini geliat medioker yang sedang marak di linimasa, dengan berbagai postingan dan memenya. Poin yang disorot Ko Edward adalah, gapapa kok jadi medioker dalam hal karir atau pencapaian hidup, asal jangan mau jadi medioker dalam hal relationship. Kita bisa mencoba jadi ayah yg baik, ibu yg bertanggung-jawab, anak yg berbakti, saudara yg mendukung, sahabat yang bisa diandalkan, dan rekan kerja yang bisa jadi teladan, ulasnya di postingan tersebut. Tulisan lengkap langsung klik postingannya di sini yaa.

Naah, buat aku pribadi… tentang bagaimana akhirnya kita semakin pandai mendefinisikan diri sendiri, tujuan utama nya sih biar kita gak jadi beban untuk orang terdekat kita. Dampak yang sepertinya gak begitu keliatan tapi berpengaruh banyak pada dunia ini (wuidih vierra gak sih sampe joss langsung bawa-bawa dunia hahaha), ketika kita mampu menempatkan diri di lingkungan terkecil dan terdekat, sebagai anak, sebagai kakak/adik, sebagai pasangan, sebagai orang tua, sebagai sahabat, dan sebagai rekan kerja. Coba deh perhatikan sekitar kita, kalau kita nemu orang yang pintar membawa diri, terlepas apapun karir, jabatan, atau kegiatannya sehari-hari, mereka itu selalu effortless ngasih energi positif dan semangat berkebaikan yang luar biasa.

Mendefinisikan diri sendiri adalah kuncian agar kita mampu menempatkan diri, mampu menunaikan fungsi dan kebermanfaatan kita di dunia ini. Gak harus besar dan terkenal, tapi bisa bikin orang sekitar merasa aman dan nyaman, wah itu aja udah jauh lebih berharga dari kata lumayan. Smoga kamu yang kebetulan baca tulisan ini, dikasih kekuatan dan semangat untuk terus mengenali diri yaa. Yuk ah berjuang barengan!

Day 13 #60hari33Asrifit

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

%d bloggers like this: