Asri Fitriasari

Dokter Gigi | Founder KIMI | Your Decluttering Companion πŸ€

Wafat di Hari Jumat

Jika mendengar ada seseorang yang kembali pada Tuhan di hari Jumat, aku selalu ingin tau seperti orang tersebut. Karena di ajaran Islam, muslim yang pulang di Hari Jumat memiliki kepulangan yang istimewa, dengan segala kelebihan yang didapatnya.

Dan setelah aku telusuri cerita hidupnya, mereka selalu memiliki kebaikan dan ketulusan yang memang bernilai mahal. Spesifik tapi konsisten hingga ajal menjelang. Tanpa bermaksud mengurangi nilai baik mereka yang wafat di hari lain selain Jumat, tapi wafat di Hari Jumat selalu menjadi penyemangat bagiku untuk tidak menyerah memperbaiki diri. Tidak gentar percaya pada kebaikan sendiri yang harus terus dilakukan, untukNya.

Berbicara tentang pulang, kepulangan pada Tuhan, adalah sesuatu yang sangat tidak mungkin kudiskusikan 7 tahun yang lalu. Lihat bendera kuning saja bergidik. Dengar uwiw uwiw ambulans aja rasanya enggan. Melihat keranda, dan segala yang berhubungan dengan kematian, keringat dingin dan panik gak jelas langsung menyerang. Aku takut mati. Aku takut kematian. Karena saat itu, mati artinya sendiri dan tertinggal. Mati artinya siap tersiksa dan menuai segala amal buruk menjadi kesepian suram di puncaknya. Aku terhubung pada semua hal menakutkan dan menyeramkan jika membahas kematian. Aku belum kenal hal baik dan menyenangkan setelah kematian. Hingga suatu waktu…

Ketika aku mengikuti sebuah program eksklusif Life Coaching, dari sana aku belajar dan dikenalkan ke Maha Kasih nya Allah ‘Azza wa jalla. Bahwa Allah bukanlah penghukum dan bukan pula sosok yang sensi sama pendosa. Aku belajar sosok Tuhan yang menyenangkan dan penuh harapan. Bukan tentang laknat juga adzab. Tapi tentang harapan dan kasih sayang. Tempat pulang terbaik dan teraman. Tempat nyaman untuk istirahat tenang, setelah perjuangan panjang bertaruh banyak kebaikan.

Fokusku diganti, persepsiku dilatih.. sehingga pelan-pelan aku pun merindukan pulang. Dengan seapa-adanya aku. Merindukan pulang karena percaya itu adalah waktu yang tepat untuk beristirahat dengan sebenar-benarnya istirahat. Merindukan pulang bukan karena putus asa dan pundung karena udah gak mau lagi berjuang (suicidal thought was in my mind, anw…)

Ahh Tuhan, dengan segala urusan yang banyak belum tunai. Hutang lahir bathin yang belum terbayarkan. Semoga Engkau berkenan memanggilku dengan sebaik-baiknya waktu kepulangan. Tidak harus hari Jumat, Tuhan. Kapanpun aku mau.. Puji syukur kehadirat Mu ya Rabbi atas kesadaran yang diberikan bahwa kepulangan bukan tentang sesuatu yang suram dan menakutkan. Bahwa meninggal dan ditinggalkan, adalah bentuk kasih sayang Mu…

Wafat di Hari Jumat adalah semangatku untuk mau terus berjuang memperbaiki diri. Wafat di Hari Jumat adalah semangatku untuk mau terus percaya melakukan kebaikan yang aku mampu untuk konsisten menjalaninya. If you ask me what my end game is? Wafat di Hari Jumat πŸ™‚

It’s not a goal. It’s a spirit ✊🏻

Day 8 #60hari33Asrifit

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

%d bloggers like this: