Asri Fitriasari

Dokter Gigi | Founder KIMI | Your Decluttering Companion 🍀

Happy Mother Day

Aku bukan termasuk orang yang hafal dengan hari-hari spesial yang suka jadi template dan konten di media sosial, baik nasional maupun internasional. Hari ini pun baru tau sebenernya ada Hari Ibu Internasional. Wow jaraknya cuma dua hari aja ternyata dari hari lahirku. Menarik.

Alhamdulillah jadi kebantu buat membuka topik postingan hari ini heuheu. Hari Ibu. Terlepas dari pro kontra masyarakat tentang motivasi mereka melakukan perayaan sebuah hari, apapun itu, aku akan menelisik sosok ibu itu sendiri untuk perayaan hari ini. Sosok yang bagiku pribadi sih banyaaaak sekali lika-likunya untuk dikenali, dipahami, dan diterima.

Aku terlahir dari seorang Ibu yang merupakan anak pertama di keluarganya. Tumbuh dengan sangat kuat, berambisi, disiplin, dan sangat bersikeras pada komitmennya untuk menyelesaikan dan mengejar sebuah target. Aku sendiri merasa tidak begitu menuruni sifat itu hehehe. Ada sih, tapi lebih banyak menyerah di tengah jalannya. Meski memang pada akhirnya sampai pada target, atau tujuan, aku selalu butuh waktu yang lama untuk mau dan bersemangat mengejar dan menyelesaikan apa yang aku mau dan aku mulai.

Saat aku kecil, Mama bagiku adalah sosok yang keras, kaku, dan cukup saklek akan banyak hal. Tentu banyak sekali gesekan dan tidak saling paham antara kami berdua. Aku pribadi sepanjang usia 33 tahun ini lebih banyak menghindar dan tidak ambil pusing dengan apa yang menurut Mama benar, karena bagiku banyaknya tidak sejalan atau kurang terhubung dengan nyaman.

Berbagai kejadian pun disuguhkan bagiku, dihadirkan di tengah perjalanan tumbuh kembang Mama mengasuh dan membesarkanku. Bukan hal yang mudah untuk MENERIMA hal baik yang ingin Mama berikan untukku, karena yang namanya anak dan ibu mah adaa aja gap perbedaan konsep hidupnya. Kejadian demi kejadian membentur dan membentuk ku untuk semakin paham dan lentur menyikapi cara Mama mengungkapkan dan memberikan cintanya sebagai seorang Ibu. Pun dengan Mama, aku yakin beliau pun bekerja keras untuk menurunkan ego dan melenturkan hatinya agar paham apa saja langkah dan sikap hidup yang aku pilih, yang tidak sesuai inginnya, tak sejalan dengan bayangannya. Baik Mama dan aku tentu banyak mengalami hal yang tidak nyaman. Tapi yaa itulah kehidupan, kita akan terbentur dan terbentuk menjadi semakin utuh dan matang agar mampu memahami setiap maksud baik yang Tuhan berikan.

Untuk seluruh Ibu yang selalu berjuang memperbaiki keadaan dan bahasa cinta untuk anaknya, untuk setiap anak yang mau masuk dan melihat sudut pandang Ibu nya, selamat hari ini yaaa. Semoga akhir hidup kita berdua menjadi jejak cinta yang menyemai berkah. Termaafkan segala kesal dan amarah. DiterimaNya segala amal dan ibadah. Happy Mother Day MAMA RIEKA! You know aylafya…

Day 3 #60hari33Asrifit

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

%d bloggers like this: