Ternyata orang yang paling banyak komplen adalah orang yang sebenarnya bisa mengubah keadaan. Setidaknya itu yang terjadi di rumah saya. Kalau diadakan rapat meja makan dan dikumpulkan aspirasi dan keluhan, saya adalah orang yang paling banyak protes dan banyak maunya. Padahal ada anak kecil yang usianya jauh di bawah saya, seusia Kanin (lah emang Kanin hahaha).
Ayahnya cuma ingin rumah nyaman dan terlayani dengan baik. Kanin cuma ingin diijinkan berantakin rumah dan dibolehin nonton Tayo dan My Little Pony.
Gue? Pengen bisa sering-sering ke kafe kopi, pengen nge make over rumah, bisa belanja buku tiap hari, keliling Indonesia dan dunia, pengen punya event tiap weekend, pengen beli kulkas baru, beli freezer, microwave, baju baru, emm apalagi yaaa. Banyak pokoknya. Dikasih diem di mall 1 jam aja kayaknya saya bisa habisin duit 10 juta hahahahahahaha wanita berbahaya.
Salahkah saya punya banyak maunya? Emmm.. Relatif sih. Kalau memang butuh ya udah. Tapi kalau hanya nafsu, yaaa ke laut aja lo… (Ga kebayang gue kalau semua hal “sampah” ditumpuk di laut. Kasian juga yaa ekosistem di sana. Bahahaha).
Mungkin karena wanita memang diciptakan senang pada sesuatu yang bersifat kebendaan. (Mungkin yaa mungkin lhooo. Kalau bener yaudah kita tosss ajah haha.) Jadi memang terkesan serakah dan gak ada ujungnya. Gak ada puasnya.
But well… Tapi kalau emang udah rezekinya, saya yakin sih. Wahai wanita, kita bisa dapat apa yang kita mau. Apalagi itu memang perlu. Hanya saja kita lebih sibuk komplen daripada doeng… eh, doing maksudnya.
Kita protes kenapa suami gue kek gini sih. Ga peka dan perhatian. Ga sayang dan gapernah bisa paham. Kenapa sih anak gue rewel mamat dan susah dikasih taunya. Huffff…
Sampe akhirnya saya sadar dan saya harus berhenti komplen. Merapat ke kaca kamar dan lihat, emang lo udah ngapain aja sih cuy??? Semangat amat komplennya kayak mau merebut kemerdekaan Republik Indonesia?!?!
Saya berhenti komplen dan fokus benerin diri saya sendiri. Sesakit apapun. Bukan untuk suami, anak, atau dunia. Tapi untuk diri saya sendiri.
And voilaaa! Selalu saja ada keajaiban dari sebuah perjuangan benerin diri sendiri. And yes, semua gimana bunda nya. Kalau Bunda nya disiplin, telaten, dan waras… minimal kondisi rumah aman dan terkendali. Suami nyaman dan transferan pun lancar untuk melakukan banyak hal hihihihi. Anak juga gak cranky nyebelin dan lebih mudah diatur.
Semua gimana bunda nya. Setidaknya itu yang terjadi di rumah saya.
Dan hari ini senang sekali karena bisa membuktikan sekali lagi, kalau saya disiplin, rundown pagi dimulai dengan sangat apik. Bisa lama-lama ngobrol di meja makan sambil nge-teh bareng sebelum Ayah berangkat kerja π
Gak ada yang misah misuh, teriak-teriak atau nangis-nangis bikin pusing dan bikin mood seharian gajelas wujudnya.
Semua gimana Bunda. Penting banget buat Bunda agar tetap waras dan tenang. Setidaknya itu yang terjadi di rumah saya.
Sekian.
Happy MONDAY para Bunda… Jadilah waras agar hidup lebih nyaman dan bahagia!
3 responses to “Semua Gimana Bunda”
rajin peluk-pelukin pak suwami juga bisa bikin hari lebih tenaaaaang π
Ibuuunnnaaaaaaa πππ
beneeeer bgt teh achi, semua gimana ibunya, dirumah ku juga gitu, ibunya rungsing seisi rumah keikut rungsing, ibunya makin stress. kalo udah gitu, lemesin dl, selonjoroan dulu, muntahin semua ke suami, hahaha