Asri Fitriasari

Dokter Gigi | Founder KIMI | Your Decluttering Companion 🍀

Ilmu Permata Bunda @septipw

Selamat sore #IbuMuda..

Tanggal 25 Januari 2014 kemarin saya dan adik ipar ikut Kuliah Umum Ibu Profesional yang diselenggarakan oleh @IIPBdg. Pengisi acaranya tentu saja Bunda @septipw sebagai founder komunitas ibu profesional. Acara sabtu kemarin spesial karena Bunda Septi tidak sendiri menemani kami belajar, tetapi mengajak serta Pak Dodik, Ernes, Ara, dan Elan. Suami dan anak-anaknya. Seru banget!

Postingan kali ini saya mau menulis ulang apa yang saya dapatkan dari kuliah umum perdana @IIPBdg tersebut. Semoga bermanfaat yaaa ^^

Bunda Septi adalah seorang wanita yang sama dengan wanita lainnya. Seorang wanita yang menjalani hidup sebagai seorang istri dan ibu, bedanya Bunda Septi memilih untuk menjalani karirnya wanita daripada menjadi wanita karir. Iya betul sekali, Bunda Septi memilih untuk menjadi ibu rumah tangga. Seorang wanita yang lebih banyak waktunya untuk keluarga.

Beliau memiliki tantangan yang sama dengan #IbuMuda lainnya yang baru memulai kehidupan rumah tangga. Merasa minder dan gak tau harus melakukan apa. Merasa iri dengan tetangga yang setiap pagi sudah cantik dan rapi siap bekerja. Hingga pada suatu hari ia pun menjadikan profesi IBU RUMAH TANGGA menjadi lebih profesional dengan tetap memakai “baju kerja” rapi meski hanya di rumah. Ia ingin menghargai perkerjaan mulia itu dengan memulainya melalui kerapian penampilan.

Tidak hanya pakaian, Bunda Septi pun membuat kartu nama dengan mengisi kolom pekerjaan dengan tulisan: Ibu Rumah Tangga Profesional dan membagikannya ke banyak orang. Hemmm menarik!

Flashback sedikit, Bunda Septi memilih menjadi Ibu Rumah Tangga karena permintaan suaminya sendiri. Pak Dodik ingin sekali anaknya dididik dan dirawat oleh ibunya sendiri, bukan orang lain meski itu kakek dan neneknya. Itu prinsip hidup Bunda Septi dan Pak Dodik. Mereka tidak khawatir dengan rezeki yang sedikit hanya karena Ayah saja yang bekerja.

“Ah manusia suka gak percaya sama Allah. Yang kasih rezeki itu Allah.. Selama kita lebih mengutamakan perintahNya, masa Allah gak mau kasih rezeki? Yakin ajaa.. Alhamdulillah meski hanya saya yang bekerja, keluarga tetap bisa hidup sampai sekarang.” Ujar Pak Dodik dengan tegasnya.

Bunda Septi mengabdikan penuh waktu dan tenaganya untuk keluarga. Ada kontrak sosial yang dirancang oleh ia dan suaminya bahwa KELUARGA, terutama ANAK adalah prioritas pertama. Waktu dan tenaga harus lebih banyak tercurahkan untuk mereka.

“Cara kami mungkin akan sangat berbeda bagi keluarga yang memiliki kontrak sosial yang mem-prioritaskan materi yang lebih baik untuk keluarganya. Kami tidak, kami hanya ingin keluarga kami selamat dunia dan akhiratnya. Kami semua tidak punya gelar apapun, selain nanti menjadi almarhum dan almarhumah.”

Kontrak sosial yang disepakati oleh keluarga akan menetukan arah dan tujuan hidup dan SKALA PRIORITAS dalam menentukan kesibukan.

“Karena kontrak sosial kami adalah anak yang menjadi prioritsnya, jadi saya membagi peran dengan suami. Suami mencari nafkah, saya fokus mengurus anak.”

Keluarga ini di-setting layaknya sebagai sebuah negara. Bunda Septi dan suaminya benar-benar menjadikan Al Quran dan sunnah Rasul sebagai konstitusi mutlak yang ada. Mereka berdua memaksa diri untuk DISIPLIN PATUH terhadap apa yang sudah diatur oleh Allah dan disampaikan RasulNya.

“Jadi gak ada kalau di rumah kami, Aku pengennya kamu begini begini begini… Tapi, Allah bilangnya begini begini begini…”

Cukup aturan Allah yang menjadi patokan dan pedoman untuk keseharian keluarga ini. Keluarga Bunda Septi selalu belajar untuk tidak mengenal MASALAH dalam hidup, tetapi TANTANGAN. Sebuah tugas mulia dari Tuhan yang harus manusia selesaikan.

Pondasi dan kekompakan keluarga sangat ditentukan oleh KUALITAS KOMUNIKASI yang terjalin di dalamnya, dan semua berawal dari bagaimana sepasang suami dan istri mampu mengokohkan kemampuan komunikasinya. Karena kita semua bukan dukun, jadi… berlatihlah BICARA dan mengkomunikasikan pikiran, ide, gagasan, dan apa yang dirasa dengan baik pada setiap anggota keluarga.

Bunda Septi dan suaminya membuat peraturan 3 media untuk melatih keterampilan KOMUNIKASI di antara mereka. Saat makan bersama di meja makan, sesaat setelah shalat berjamaah, dan saat melakukan proyek keluarga.

Tidak boleh ada tv atau gadget lainnya ketika waktu ngobrol bersama. Semua harus berbicara dan juga mendengarkan. Orang tua harus mampu mendengarkan dan mengapresiasi apa yang diutarakan oleh anaknya. Ketika anak terbiasa didengarkan oleh orang tuanya, akan tumbuh percaya diri positif. Biarkan anak gagal, tugas orang tua hanya menemani belajar, bukan mendikte.

Hal yang menarik adalah ketika momen proyek keluarga di mana setiap tahunnya mereka memiliki rencana untuk memberikan manfaat pada masyarakat dan setiap anggota keluarga secara bergiliran menjadi ketua proyeknya. Meski saat itu anak yang menjadi ketua, Bunda dan suaminya tetap patuh terhadap instruksi anak.

“Jadi kalau misalnya Ara yang jadi ketua proyek, kita semua harus nurut sama Ara. Ara yang mengarahkan kita semua. Pak Dodik disuruh belajar tentang sapi meski dia sebenarnya jijik. Saya pernah disuruh men-dalang sebuah wayang meski sebenarnya saya gak bisa. Kita semua saling menyemangati dan menjadi bagian dari keberhasilan proyek keluarga.”

Banyak value yang bisa didapat dari proyek keluarga ini, di antaranya adalah melatih pola pikir, komunikasi yang jauh lebih fasih, bagaimana bekerja dalam sebuah tim, dan setiap anggota keluarga akan semakin tau apa yang anggota keluarganya mau dan suka.

Kedisiplinan dan KETEGASAN orang tua sangat penting untuk tumbuh kembang anak. Ketika orang tua konsisten dengan peraturan yang sudah dibuat, anak akan lebih mudah untuk menerima kata TIDAK karena sudah tau bahwa TIDAK menurut orang tua bukan berarti tidak sayang, tapi memang tidak baik untuk dilakukan.

Setiap manusia memiliki sisi emosinya masing-masing, dan ketika situasi hati sedang emosi, setiap keputusan tidak boleh diambil. Keputusan yang diambil ketika masih menangis dan kesal menjadi batal demi kebaikan bersama.

“Kalau saya atau Elan menangis karena suatu hal, yang lain biasanya membiarkan. Tidak ada yang bisa diambil dari orang yang sedang terselimuti emosi.”

Konflik dalam rumah tangga itu PENTING. Karena dari hal itu kita jadi belajar bagaimana menyelesaikan masalah dan mengelola emosi. Keluarga sejatinya memang universitas kehidupan. Ada banyak sekali yang bisa dipelajari dari interaksi antara suami dan istri, antara anak dengan orang tua.

Enes, Ara, dan Elan bukan anak yang sama dengan anak lainnya. Mereka tidak bersekolah. Mereka belajar dan rajin membaca ditemani ibu dan bapaknya, tapi prestasinya sungguh luarbiasa. Mereka tumbuh menjadi anak yang iman, akhlak, adab, dan komunikasinya lebih tinggi daripada usianya.

Enes dan Ara tembus menimba studi hingga di negri singa meski tidak punya ijazah SMA. Elan saat ini sedang mendalami ilmu robotik dan mengembangkan komunitas robotik.

“Saya berpikir bahwa bukan orang tua yang bertugas mendidik anak, tapi anak itu dikirimkan Allah untuk mendidik orang tuanya. Saya bahagia dikirimkan Enes, Ara, dan Elan. Mereka adalah inspirasi untuk saya. Mereka yang membuat saya belajar banyak hal.”

Subhanallah memang Bunda yang satu ini… Saya juga gak berhenti speechless pas menyimak kuliahnya. Pokoknya saya sih sangat merekomendasikan siapapun Anda harus ketemu langsung sama ibu super ini. Belajar langsung sama beliau. Ikuti kuliah dan seminar umumnya. Soalnya saya gak mungkin menuliskan semua ilmu yang sudah beliau lungsurkan hanya lewat blog ini. Terlalu banyaaakkkk ^^

Insya Allah saya pun akan mendedikasikan hidup untuk fokus bersama anak. Saya mau cepet-cepet selesaiin sekolah biar bisa jadi ibu rumah tangga lagi. Saya mau jadi madrasah terbaiknya anak-anak, dan bidadari surganya suami. Bismillah ya Rabb… Yang begini ini perjuangannya gak sedikit tapi insya Allah pahalanya lubeeeerrrr J

Terima kasih Bunda Septi untuk inspirasinya… Yuk saya siap jadi penggerak @IIPCimahi ^^

Salam semangat,

IBU MUDA

3 responses to “Ilmu Permata Bunda @septipw”

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

%d bloggers like this: