Asri Fitriasari

Dokter Gigi | Founder KIMI | Your Decluttering Companion 🍀

Surat untuk Kanin

 Bismillahirrahmaanirrahiim..

Hai Kanin, Assalamu’alaikum wr wb…

Selamaaaat Pagiii Cantiiikkkk 🙂

Begitu deh Bunda nyapa kamu kalau pagi-pagi liat kamu melek. Dan pagi ini, 2 Oktober 2012 adalah spesial untuk Bunda dan juga Ayah. Kamu harus tau yaa kenapaa, hari ini adalah hari ulang tahun pernikahan Ayah dan Bunda. Sudah 2 tahun kami hidup bareng. Gak kerasa…

Nah, di ulang tahun yang kedua ini Bunda mau sedikit cerita yaa sama kamu. Mungkin di hari ini kamu belum ngerti sama sekali apa yang Bunda ceritakan, ahhh jangankan ngerti, baca pun belum bisa. Ya iyaaa la, kamu masih berumur 4 bulan Nak ^^

Kanin sayang, Bunda mau cerita tentang sebuah pernikahan. Yayaya… itulah topik yang selalu membuat Bunda tertarik untuk membahasnya, dan hari ini bertepatan dengan hari istimewa 2 tahun yang lalu, Bunda #Menikah dengan Ayah-mu. Ayah kamu yang paling ganteeeeng sedunia *tulisan berbayar* hehehe..

Nak, kamu harus tau kalau Bunda memutuskan untuk #Menikah di usia yang cukup muda. 21 tahun. Bunda #Menikah ketika teman-teman Bunda sedang sibuk dengan urusan kuliahnya. Bunda #Menikah ketika teman-teman Bunda sedang sibuk mengurus perpindahan aktifitas dari kehidupan preklinik ke dunia klinik. Bunda #Menikah ketika yang lain sedang asyik dengan aktifitas remajanya masing-masing. (Emmm.. sepertinya mereka sudah terlalu tua juga siii kalau dibilang remaja)

Enin sebenernya sudah memberikan warning tentang apa itu #NikahMuda, tapi Bunda tidak mengkhawatirkannya. Satu hal saja saat itu, Bunda gak mau lagi pacaran dan Bunda lebih ingin #Menikah dengan segala ilmu yang Bunda rasa Bunda sudah mengetahuinya. Akhirnya, 2 Oktober 2012. 2 tahun yang lalu, Bunda dan Ayah resmi menjadi sepasang suami-istri. Kebahagiaan tidak pernah absen. Dia selalu datang dalam kehidupan Ayah dan Bunda meskipun tidak jarang Bunda dan Ayah bertengkar, mulai dari hal yang sepele hingga yang bisa dibilang gak sepele.

Dari situlah Bunda baru menyadari bahwa menjalani kehidupan pernikahan tidak semudah yang Bunda bayangkan sebelumnya. Ada rasa dalam hati Bunda ingin menyerah, tapi Bunda hanya bisa menertawakan diri sendiri. Ya elaaa cupu amaat. Lu kira ini pacaran yang bisa putus-nyambung-putung-nyambung, apa?! Beruntung kamu memiliki Ayah yang luar biasa sabarnya. Ayahmu itu, pria paling sabar yang pernah Bunda kenal. Dengan segala gejolak kawula muda yang masih Bunda punya hingga sekarang, Ayah kamu sabaaaaaar banget ngadepin Bunda yang random ini. Ayah selalu bisa membuat Bunda kembali tersenyum ketika merasa terpuruk, selalu bisa membuat Bunda optimis ketika hati meringis. Ayah kamu itu pria paling sabar sedunia 🙂

Kanin sayang, tahun kedua pernikahan kami diisi dengan merawat dan membesarkanmu dalam perut Bunda. Suatu kehamilan yang tak terduga mengingat Ayah dan Bunda sebenarnya belum berencana untuk memiliki anak. Tapiiii Bunda dan Ayah amat sangat bahagia ketika diberikan kepercayaan oleh ALLAH untuk merawatmu menjadi kesayangan kami. Gak semua orang bisa dengan mudah memiliki buah hatinya. Alhamdulillah, ALLAH percaya sama Ayah dan Bunda, meskipun dalam perjalanannya Bunda merasa belum pantas menjadi Ibu untuk kamu. Bunda masih keasyikan dengan dunia mahasiswa dan dunia bisnis Bunda. Maaf ya Nak, waktu Bunda mengandung kamu, Bunda termasuk calon Ibu yang cukup cuek. Hanya sedikit baca buku, males ikutan senam hamil, dan makannya juga sembarangan. Bunda termasuk Ibu hamil supercuek. Maaf ya Nak… Alhamdulillah kamu lahir dengan selamat dan sehat PLUS menggemaskan ^^

Tidak mudah bagi Bunda untuk menjalankan masa kehamilan sendirian. Iya Nak, saat ini Bunda dan Ayah masih terpisah jarak. Kami termasuk geng pasangan suami-istri yang ketemu kalau weekend aja. Sedih sih tapi kalau dijalanin sih biasa ajaa. Masa-masa kehamilan adalah masa yang cukup rentan bagi Bunda, terutama kondisi emosinya. Dan sekali lagi, Ayah kamu selalu dengan sabar menghadapi segala kelakuan Bunda yang aneh dan menyebalkan.

Tahun kedua kami lebih ‘seru’ dibandingkan tahun sebelumnya. Kami mulai semakin mengenal diri masing-masing. Gesekan dan perselisihan kerap datang dan bikin pertemuan yang hanya seminggu sekali itu jadi tidak begitu indah, tapi percayalah Nak, semua rumah tangga akan mengalami hal yang serupa. Bagaimana tidak, kami berdua dibesarkan dari keluarga yang berbeda, karakter dan sifat kami jauuuh berbeda dan itu semua kami kupas perlahan dari waktu ke waktu. Semua emosi dan rasa hadir di tengah-tengah rumah tangga ini. Sempat ada rasa kecewa dan kesal yang membuncah, namun semua itu kembali redam dengan mengingat bahwa kebahagiaan yang hakiki tidak didapat dengan cara yang instan. Kebahagiaan dalam berumah tangga itu didapat melalui proses yang panjang, dan kami sedang menjalankan proses itu.

Kanin, satu hal yang harus kamu ingat, ketika kamu mendapati ketidakpuasan pada pasangan, itu bukan karena kesalahan yang ada pada pasanganmu, tapi justru di situlah kamu harus belajar bagaimana mengenal lebih dalam siapa dia dan memberikan yang terbaik untuknya. Pasangan sempurna itu tak akan pernah kau dapatkan sampai kapanpun juga. Pasanganmu adalah SAHABAT dimana kau akan mendapatkan kesempurnaan. Karena belahan jiwa itu tidak ditemukan, tapi DICIPTAKAN. Untuk yang satu ini, Bunda benar-benar belajar dari Ayahmu. Bunda yang suka labil begini, selalu dan selau dipeluk erat  oleh Ayah. Setiap pertengkaran yang sebenarnya sepele, Ayah selalu mengingatkan Bunda untuk mau membayar harga semua keputusan yang sudah Bunda ambil dan bertanggung jawab penuh untuk itu. Ayahmu adalah SAHABAT terbaik Bunda ketika Bunda masih gamang dalam mengenal diri Bunda sendiri. Ia selalu mampu menyadarkan Bunda dari setiap perilaku buruk Bunda dan memberikan pencerahan untuk memperbaikinya. Meskipun yaaa gak semudah itu juga sih Bunda nurut sama Ayah hehehehe. Ayahmu adalah polisi pribadi buat Bunda, dia adalah rem dari setiap kelakuan Bunda yang sering tidak terkontrol.

Tidak jarang Bunda kesal pada Ayah, dan sebaliknya, tapi taukah Nak, hal itulah yang harus dihadapi oleh semua pasangan suami-istri, karena di situ proses saling kenal dan saling memahami terjadi. Ayah dan Bunda sedang mengalami proses itu dan akan terus mengalami sehingga kami bisa saling bahu-membahu memperbaiki pasangan dan saling memengaruhi dalam hal kebaikan.

Seperti janji kami sebelum menikah, kami akan menjadi partner bagi pasangan kami. Ketidaksempurnaan itu adalah awal langkah kami dan perjalanan yang akan merubahnya menjadi cerita indah yang insya Allah berakhir bahagia.

Perjalanan pernikahan ini belum ada apa-apannya. Masih 2 tahun. Anak pun masih satu yaitu kamu, so masih banyaaaak banget cerita-cerita seru yang akan Ayah dan Bunda harus hadapi bersama ke depannya. Dan kamu, berjanjilah pada Ayah dan Bunda untuk selalu mengingatkan kami agar tetap menjadi pasangan yang saling mendukung, saling sayang, saling menjaga, dan tentunya menjadi orang tua yang shaleh dan shaleha untukmu.

Doakan Bunda dan Ayah agar dapat memberikan keteladan terbaik untuk kehidupan pernikahanmu kelak. Karena apa yang kami jalani nanti akan berpengaruh banyak terhadap kepribadianmu dewasa nanti.

Kanin sayang, suatu saat nanti, ketika kamu sudah besar dan perlahan mulai mengerti tentang arti kehidupan, kamu akan tau bahwa pernikahan adalah hal paling sakral yang harus kau jalani. Bunda dan Ayah akan menemani selau hingga pada waktunya kamu siap dan benar-benar siap untuk menghadapi apa yang Bunda dan Ayah serta ribuan pasangan suami-istri sedang jalani saat ini. Kehidupan penuh warna nan indah yang penuh pembelajaran dan pahala yang berlimpah 🙂

Itu saja ya Nak.. Bunda ngantuuuuk.. 2 hari ini kamu tidur malem terus, jadinya Bunda harus begadang untuk melakukan aktfitas lain selain nemenin kamu ngobrol, gantiin popok, mimiin, dan mandiin kamu. Oiya terakhir, satu hal lagi yang harus kamu ingat: Ayah itu adalah pahlawan kedua setelah Aki dalam hidup Bunda dan dia adalah pahlawan kamu yang pertama. Jadi, kalau sudah besar nanti, harus sayang yaah sama Ayah. Bunda juga sayaaaaaaangggggg bangeeeeeet sama Ayah kamu! ^^

Makasii yaa udah mau baca surat Bunda..

Cium sayang untuk Kanin yang unyu,

Bunda

P.S:

Ini untuk Ayah yang udah duluan baca surat ini sebelum Kanin bisa baca dan ngerti isi surat ini.

Ay, makasi yaaa untuk semuanya. Seeemuanya! Terlalu banyak kalau disebutin satu-satu betapa Bb bersyukur dipertemukan dengan kamu. I always love you in every single days. Thanks for being a great husband for me. Perjalanan masih paaaannnjaaangggg, ayo pasang sabuk pengaman dan kita taklukan semesta! *yehee, masih inget slogan itu kan?* ^^

4 responses to “Surat untuk Kanin”

  1. Bunda kanin, aku baca ini sampai berkaca-kaca matanya….terharuuuuuu, beruntung bgt tuh kang Indra sama Kanin..aaahhhh Lovely Kanin, lucunyaa ga abis-abis 😀

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

%d bloggers like this: