Asri Fitriasari

Dokter Gigi | Founder KIMI | Your Decluttering Companion 🍀

ASIK! aku mau jadi dokter gigi!!!

Bismillah…

Tidak terasa sudah tahun ketiga saya berkuliah di fakultas ini. Fakultas yang tidak pernah saya membayangkan berada di sini sebelumnya. Hampir genap 3 tahun saya berkutat dengan segala dinamika yang ada di sini. Kuliah, praktikum, organisasi, bermain, tertawa, mengeluh, ngegosip (ups!), berkarya, ahh… terlalu banyak hal yang sudah saya lakukan di sini. Benar-benar rasanya saya masih belum percaya kalau ini adalah tahun ketiga. Tahun di mana saya menjadi senior tingkat atas, karena angkatan satu tahun di atas saya sudah mulai disibukkan dengan tugas akhirnya dan jarang terlihat di kampus dan hanya beberapa saja yang masih aktif ikut acara kampus, jadi yha angkatan saya ini yang jadi senior in house. Eh, itu bukan sih istilahnya? Yha anggaplah itu lah yhaa..

Saya masih sangat ingat ketika saya memasuki setiap sudut kampus ini dengan seragam putih hitam. Bukan, saya bukan penjaga toko kelas training, tapi saya adalah mahasiswa baru Fakultas Kedokteran Gigi yang sedang mengikuti masa orientasi. Masih sangat lekat dalam ingatan ketika saya harus bangun pagi sekali menuju kampus, menghadapi para panitia, mengikuti seminar-seminar yang saya jadikan waktu tidur (hehe), dan saat-saat ketika evaluasi ospek tiba. Ouw… saya juga masih ingat ketika saya dibopong ke ruang medik gara-gara pingsan. Hahaha… Jadi ceritanya saya ditanya sama ordre (satdis-red) waktu itu.

“Kamu tau dek siapa Ketua BPM di FKG?”

“Emm… emmm.. “

“Jawab dek! Sudah hari ketiga kamu masih lupa nama ketua BPM????!!!”

“Emm… Saya tanya temen saya dulu yha teh.”

Ordre itu pun mengangguk kaku.

“Siapa?”

“Nenisashi Neta”

“Angkatan berapa?”

“Emm.. 2005 kalo gak salah.”

“Kalo gak salah?!?! Jadi yang benarnya apa??? Kamu jangan asal dek!”

“Emm…”

“Apa konsekuensinya jika kamu salah?”

“Saya akan mencari tahu lagi Teh langsung ke orangnya.”

Saya langsung mencari-cari ke kumpulan panitia yang sedang berbaris rapi.

“Teh Netaa.. Teh Neta mana yha?”

Saya cari gak ada. Emm… kepala semakin pusing. Badan semakin lemah… dan gubrak. Saya pingsan. HEHE.

Ahh.. kenangan retromolar pad begitu membuat saya merasa nyaman berada di FKG. Meski saya belum menemukan siapa sahabat kental saya nantinya, tapi saya sudah mulai menyayangi FKG.

Saya pun masih ingat ketika saya duduk menangis sangat tersedu karena kesal dengan PTBS. Kesal dengan berbagai tugas dan praktikumnya yang begitu menyita waktu saya dan terlebih kepada SAYA GAK NGERTI FISIKAAAA! Waktu itu saya sempat menelepon papa, minta pindah dari FKG gara-gara yang namanya PTBS dengan mata kuliah fisikanya! HAHAHA… berlebihan yha…

Mata kuliah demi mata kuliah semua saya lewati. Praktikum demi praktikum semua saya lewati. Meskipun saya suka nangis, ngeluh, terlambat kerjaan praktikumnya, daaannn berbagai macam kesukadukaan yang saya alami di sisi akademis saya, di mana lebih banyak dukanya =(

Apa yang membuat saya bertahan di FKG? Alhamdulillah saya jalani semua ini dengan tidak meninggalkan salah satu hobi saya.  Berorganisasi. Banyaaaaaaaaaaaaakkkk sekali yang saya dapatkan di sini. Ahh sepertinya terlalu panjang jika saya harus menguraikan apa yang saya dapatkan di organisasi dan apa saja yang saya rasakan di sini. Terlalu banyak.

Jadi, mari kita kembali pada topik tahun ketiga yang dari awal saya angkat, di sini saya akan bercerita atau lebih tepatnya curhat tentang keresahan hati saya selama ini (halah). Saya adalah calon dokter gigi. Calon tokoh masyarakat di bidang kesehatan. Satu hal yang selalu menjadi hambatan bagi saya adalah sense of dentist yang saya punya itu minim sekali. Saya lebih bangga dan lebih bersemangat ketika saya merencanakan impian saya menjadi seorang penulis atau pembicara di bidang Human Development daripada sebagai dokter gigi.

Diskusi dengan teman, diskusi dengan orang tua, diskusi dengan calon suami, semuanya tidak membuat saya bersemangat menjadi seorang dokter gigi yang mumpuni. Saya bahkan sudah menyerah dengan profesi saya ini. Saya hanya ingin menyelesaikan studi ini dan menjadikannya sebagai satu sisi bekal hidup saya, tapi ketika lulus, saya hanya ingin menjadi penulis. Itu saja.

Alhamdulillah, saat ini, semangat lain selain bersemangat menjadi penulis itu datang. Semangat menjadi dokter gigi itu akhirnya datang juga di tahun ketiga ini. Nah, dari mana saya mendapatkannya? Saya dapatkan dari berbagai event ekternal yang saya ikuti. Kalau di kampus saya sudah asik dengan ke-stress-an kerjaan praktikum dan kebingungan mengerti mata kuliah, di luar saya mendapat gambaran apa yang akan saya jalani setelah saya lulus nanti. Entahlah… saya menjadi bersemangat saja.

Pertama saya ikut ceramah kesehatan di BI Tower. Acara penyuluhan kesehatan gigi dan mulut untuk para pensiuanan BI. Liputannya bisa dibaca di sini.  Teruuss, saya ikut acara DHE di SD Jayasari. Di situ saya diminta panitia penyelenggara untuk menjadi operator yang memeriksa plaque score anak SD. Gatau kenapa saya ngerasa udah jadi dokter gigi aja (hehe) dan itu menyenangkan ternyata! Apalagi melihat masyarakat yang sangat antusias ingin giginya jadi sehat dan bersih. Lalu saya diajak mama mengikuti sidang promosi doktoralnya drg, Inne Suherna. Semakin ke sini semakin sering saya ikut acara-acara eksternal. Apalagi kalau acaranya bareng fakulas lain, di mana kita bisa merasakan bahwa kita itu dianggap lebih ngerti masalah gigi daripada yang lainnya. Kalau di kampus kan, banyak yang lebih jago daripada saya T_T (tragis)

Alhamdulillah, Alhamdulillah, Alhamdulillah….

Sekarang, ketika saya kuliah dan mungkin ketika nanti saya praktikum, semangat belajar dan rasa ingin tahu saya menjadi bertambah-tambah. Saya ingin menjadi dokter gigi yang mumpuni. Dokter gigi yang dapat menghasilkan senyuman-senyuman manis para pasiennya. Dokter gigi yang tidak hanya praktek di klinik saja, tapi dokter gigi yang di setiap jeda waktunya tidak berhenti menulis, tidak berhenti berkarya, dan tidak berhenti member menfaat. Semoga =)

Nah, apa maksud dari saya menulis tentang ini? Mungkin ada beberapa teman di sini yang masih belum ngerasa sense of dentist-nya kayak saya, atau mungkin ngerasa salah jurusan atau hal-hal yang semuanya bermuara pada penyesalan dan keluhan tiada akhir. Jangan menyesal dan berhentilah mengeluh! Insya Allah ini memang sudah jalannya. Seperti apa yang sering saya dapatkan dari nasihat para teman dan orang tua. Yha! Memang ini sudah jalannya. Meski mungkin teman-teman kurang suka, meski sistem masih dalam proses penyempurnaan, insya Allah pasti ada jalannya. Pasti ini yang terbaik bagi kita. Mama saya selalu mengingatkan,

“Teh.. yang baik menurut kita belum tentu baik buat kita. Sebaliknya, yang buruk menurut kita belum tentu buruk buat kita. Jadi, belajarlah untuk tenang, tidak reaktif, dan melihat semuanya dari sisi positif.”

Mungkin apa yang saya lakukan selama ini bisa menjadi alternative teman-teman untuk membangkitkan semangat menjadi dokter gigi. Buat yang memang sudah bersemangat, semoga bisa menambah kebanggaan menjadi seorang dokter gigi. Bagi yang sudah bangga menjadi calon dokter gigi, semoga semakin bersemangat mengembangkan ilmu yang semuanya itu berujung pada perbaikan kehidupan masyakarat.

Sebaik-baik manusia adalah ia yang paling bermanfaat bagi lingkungannya.

Semoga pengalaman pribadi ini bisa menjadi inspirasi, motivasi, dan sarana nasihat-manasihati. Ditunggu masukannya juga untuk penulis.

Semoga bermanfaat!

P.S: Makasi untuk mama, papa, a indra, atha, shali, imbi, sari, icha, kiki, love, drg. Gilang, temen-temen 2009, drg. Inne, semuanyaaaaaaaaaaa.. Tetap komporin saya jadi dokter gigi yhaaa! ^^

11 responses to “ASIK! aku mau jadi dokter gigi!!!”

  1. ” Sebaik-baik manusia diantaramu adalah yang paling banyak manfaatnya bagi orang lain ” (HR. Bukhari). namun juga perlu digarisbawahi
    …Barangsiapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, maka seolah-olah ia telah memelihara kehidupan manusia semuanya…(QS Al Maidah 32)

    meski baru bisa berguna untuk 1 org aja udh dapat penghargaan yg tinggi dr Allah SWT oleh krn itu tetap sehat, tetap semangat

    *numpang komen 😀

  2. waah alhamdulillah, sy baru baca tulisan ini sekarang, sangat meng-inspirasi
    perasaan yg sama yg masih sy rasain sampai sekarang, “kayaknya salah jurusan”
    semoga sy pun mendapat hikmah dari semua itu 🙂

  3. keinginan q jadi dokter tambah tinggi,detelah baca artikel ini. mo nanya kak, saya dari jurusan IPS ,bisa gg IPS diterima di FK UNAND. trus gmna caranya. MOHON BANTUANNYA KAK.balas k email q ja.
    trimakasih

  4. Achiii, ak br bc tulisannya ada nama aku dsini hihi. Maju terus pantang mundur achi, krn skrg drg bkn pilihan, tp takdir hidup yg hrs dselesaikn mpe garis finish 😀

  5. hehe..q baru mau masuk FKG tahun ini kadang2 q gak akin dengan jalan ini>.eh ternyata bukan q aja yang ngrasain….semoga q juga termotivasi

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

%d bloggers like this: