Pagi ini seperti biasa, gue memulai hari dengan ONLINE.
Buka facebook. Check notification dan kasih makan Baby Andra =) Setelah itu gue ngajak chat si ade. Kangen banget sama tuh ibu satu. Sama kayak gue kangen kakaknya, hehe. Ngobrol ngalor ngidul, ujungnya mah teuteup : “Kapan mau beli cincin?” Kapan yha de? Nunggu lampu ijo dari babeh kayaknya. Dan itu entah kapan, hehehe… Haduh, jujur yha… gue teh rada bingung bagaimana memulai semua ini. Memulai merenda langkah untuk menikah. Iya, menikah. Wew, berat juga yha cuy! Iseng-iseng googling dan menemukan proposal nikah. Baca deh! Cukup bisa dijadikan data empiris tuh daripada sekedar bilang, Ma..pa..aku pengen nikah..
Sempet gue chat sana chat sini sama temen gue yang udah nikah. FYI yha, umur gue boleh 20 tahun tapi temen yang udah nikah, banyaaaaaaaak! Haha.. Jadi akses untuk nanya, “Kog bisa sih nikah muda? Apa rasanya? Dulu, pertama ngomong sama ortu gimana?” dan masih banyak lagi pertanyaan yang gue ajukan pada beberapa narasumber itu. Hasilnya? Gue masih bingung. Intinya sih yhaa, semua punya ceritanya masing-masing. Jadi, gue juga gak bisa asal ngikutin aja, harus flexibel dengan keadaan gue sendiri.
Baiklah. Kita tinggalkan dulu kebingungan gue yang tadi. Cukup disimpan dan dibakar habis. Hehe. Saatnya mempersiapkan semuanya. Googling lagi. Nemu artikel ini. Dan membuat gue semakin semangat untuk segera ke arah sana. Coba kita agak serius dan gue menemukan artikel ini. Whuaaa ternyata yha bok, yang namanya menerceu, alias menikah itu rumit sekaleeee.. *Semoga kerumitannya tidak membuat gue mengalami jenuh yang sama ketika gue menemukan kerumitan politik. Cihhh..
Menikah. Buat gue adalah ibadah. Daripada gue menclak menclok sana sini sama cowo yang belum tentu jadi jodoh gue, mending juga langsung nikah kalo udah nemu yang cocok, kayak dia. Iya gak? Dan untuk menikah di usia muda, yhaaa gitu deh.. Asem-asem seger. Banyak lekukan yang harus dipoles biar kontur ceritanya mantap! Gitulhooo. Jadi, gak semudah itu untuk MENIKAH.
Gue juga sebenernya udah bosen ditanya: “Chi, kapan atuh nikah teh??” Seakan-akan gue adalah gadis di penghujung umur yang sudah saatnya mengejar deadline untuk menikah. Hahaha.. padahal gue masih duapulutahun cuyyy!
Jadi, lebih baik gue mempersiapkan semuanya ini dengan mantap. Menyiapkan ilmu tentang pernikahan, tentang mengabdi pada suami, tentang mengatur waktu untuk keluarga, tentang menjadi ibu, tentang semua hal yang harus jadi starter pack buat melangkah di check point berikutnya.
Di saat yang bersamaan, saat gue chat sama si ade, window sebelah gue chat juga sama Teh Asti, temennya Tomat yang punya wedding organization *recomended!* Nah, gue jadi tanya-tanya deh seputar wedding package. Wiwww lumayan yha bok! Bikin gue males ngadain resepsi. Hehe. Badget yha cuy! Bisa ngasih makan 7 turunan itu mah *LEBAY*
Apapun itu, menikah selalu membuat gue semangat. Untuk memperbaiki diri tentunya. Mungkin gue terlihat terlalu visioner, tapi berlari lebih cepat daripada yang lain, rasanya tidak ada yang salah. Kita gak pernah tau sampai kapan kita dikasih kesempatan untuk bersenang-senang di dunia ini, i just want to feel everything that i can feel, just choosing. Stagnant or very dinamic. I choose to be a very dinamic woman. Satu tahun bagi gue akan sangat banyak yang gue lewati. Tahun kemarin, gue masih dengan bahasa ingusannya gue. Tahun ini sudah beberapa langkah lebih maju dan berprogress. Tahun depan? We’ll see. For sure, I never quiet. My self moves an d moves until God take me away =)
Jadi, siapkah saya menikah? Insya allah 🙂